Kenapa Neneng A Tuty sebagai Ketum Laskar Merah Putih?
LMP-Jakarta.
Laskar Merah Putih (LMP) memang fenomenal. Pasca kematian Ketua Umum
LMP Eddy Hartawan masih meliputi misteri. Tak hanya itu, kursi
Ketum LMP di perebutkan. Sebut saja, ada versi pengikut Ketum LMP
Neneng A Tuty, Ade Manurung, Syamsu Djalal, dan lain-lain. Dampaknya,
masyarakat dibuat bingung, khususnya para anggota LMP.
Selama dua tahun terakhir ini sebelum menulis artikel ini, penulis mendapatkan informasi dan data-data dari berbagai sumber.
Terbentuknya
Laskar Merah Putih (LMP) merupakan sebuah wadah perhimpunan aktivis,
anggota mayarakat, gabungan 106 LSM yang mempunyai visi yang sama, dalam
rangka mewujudkan kemerdekaan yang hakiki dan membela kebenaran serta
menegakan keadilan terhadap yang lemah diatas bumi pertiwi dengan nama
pada waktu itu FORUM BERSAMA LASKAR MERAH PUTIH.
Didirikan pada tanggal 28 Oktober 2000 dengan inspirator
Alm. Eddy Hartawan Siswono dan beberapa rekanya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, namun demikian kita semua patut berbangga hati
dan berterimakasih serta memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada para penggagas inspirator dan deklarator LMP.
Dalam
perjalanannya Ketua Umum hingga beliau wafat secara mendadak, Alm Eddy
Hartawan Siswono membangun LMP ini dengan segala kreatifitas dan
loyalitas yang tinggi, sehingga mampu membesarkan LMP terus berkibar
memperjuangkan program-program kerja nyata serta mempertahankkna
keutuhan NKRI.
Kita
semua patut meneladani beliau sebagai pejuang bangsa untuk terus
majumemberikan inspirasi dan kerja-kerja nyata dalam menyumbangkan
pemikiran untuk bangsa dan negara. Secara sah, pada tahun 2004 dalam
perjalanannya LMP ber-AKTA NOTARIS IRMA BONITA SH NOMOR 8 TANGGAL 8
AGUSTUS 2004 dengan 28 orang pendiri.
Sejarah Terpilihnya Ketua Umum LMP Neneng A Tuty SH
Ketua Umum LMP Eddy Hartawan Siswono wafat, Minggu tanggal 3 September 2010, menghembuskan nafas terakhir secara mendadak. Beliau wafat masih berstatus sebagai Ketua Umum Laskar Merah Putih.
Semasa
beliau (Ketum LMP alm Eddy Hartawan Siswono) yang akrap di panggil Eddy
Hartawan dimasa hidupnya, dalam jajaran kepengurusan LMP yang menjabat
sebagai Ketua Dewan Pembina LMP adalah Hutomo Mandala Putra (Tommy
Suharto).
Neneng A Tuty yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Nasional Republik adalah salah seorang orang terdekatnya Ketua Dewan Pembina LMP, Hutomo Mandala Putra.
Laskar
Merah Putih harus segera dibenahi pasca meninggalnya alm. Eddy
Hartawan. Ketika persoalan ini diserahkan kepada Neneng A Tuty, ia
(Neneng) hanya mau menjabat sebagai Wakil Dewan Pembina LMP dibawah
Tommy Suharto.
Memang, pada saat itu salah satu Dewan Pendiri, Ade Manurung sempat dicalonkan menjadi Ketua Umum. Sayang ia tidak pernah muncul, karena masih belum bisa mengambil sikap.
Percakapan
penulis via telepon dengan Ade Manurung pada bulan Juni tahun 2011
mengungkapkan bahwa ia (Ade) pernah di serahkan untuk memangku jabatan
stategis LMP sebagai KETUM, tapi beliau menolakkya, karena Ade Manurung
mengakui, Ia belum siap menjadi KETUM LMP.
Akhirnya,
pada tanggal 26 Februari 2011 di laksanakan Mubes (musyawarah besar) ke
I tahun 2011 di Hotel Ever Green Cisarua Bogor, Sabtu degan
ditandatangani diatas materai sekitar 19 Markas Daerah memilih Neneng A
Tuty sebagai Ketua Umum Laskar Merah Putih periode 2011-2016.
Mulailah Neneng membenahi LMP walaupun terkadang sulit. Dia berhasil mengajak Ade Manurung dan para anggota lainnya bergabung kembali demi roh Laskar Merah Putih.
Akhirnya,
Pelantikan Kepengurusan Markas Besar Laskar Merah Putih Periode
2011-2016 secara aklamasi berlangsung hikmat di Wisma Maluku Jakarta,
Jumat, tanggal 15 April 2011 yang dikukuhkan oleh Wakil Pembina LMP,
Letnan Jenderal (Purn) Suady Marrasabesy (mantan Kepala Staf Umum TNI).
Setahun
kemudian, Neneng A Tuty SH mendaftarkan Kepemimpinanya beserta
jajarannyasesuai hasil MUBES I, secara hukum dengan ber- AKTA NOTARIS
MASDAR LIRA SH NOMOR 8 TANGGAL 13 APRIL 2012.
Onak
dan Duri pasti ada disetiap organisasi. Begitu juga dengan LMP.
Pergantian jajaran kepengurusan LMP yang dibentuk Neneng A Tuty
mengalami pergantian jajaran kepengurusan.
Sebelumnya,
kepengurusan sebelum dikukuhkan di Wisma Maluku, secara formatur yang
dibentuk Mubes I, demi kearah yang lebih baik, beberapa jajaran pengurus
diganti.
Misalkan,
dalam formatur keputusan Mubes I di Bogor terpilhnya Rully Passaid
sebagai Ketua Harian, namun secara pengukuhan ia (Rully) diganti
posisinya oleh Ade Manurung.
Sekretaris
Jenderal dalam formatur keputusan Mubes I di Bogor terpilhnya Hj.
Khusnul Khatimah M.Si, namun secara pengukuhan ia (Rully) diganti
posisinya oleh Setiyardi.
Dalam perjalanannya juga, Sekretaris Jenderal LMP Setiyardi dengan berbagai pertimbangan, posisi Setiyardi pada
tanggal 15 Juli 2012 digantikan oleh H. Abdul Manan SH,MH, serah terima
Surat Keputusan (SK) Penetapannya di Restoran Cairo Jakarta Selatan.
Dewan Pendiri membekukan Ketum LMP Neneng A Tuty Tak Berdasar
Sejak
adanya Pernyataan Sikap dari Dewan Pendiri tertanggal 15 Maret 2011
yang diwakili penandatangannya oleh: Yance Kapoh, Irwansyah Gunadi
Damanik, Eddy Hernandari, Wahyu Wibisana, Erwin Trinayanda, H.A Widodo,
Panjang Hartawan Tarigan, R.M Bios.G.Abioso. Dalam penyataan tersebut,
garis besarnya Dewan Pendiri tidak mempunyai hak untuk membekukan
Kepemimpinan Ketum LMP Neneng A Tuty SH.
Hasil
Musyawarah Besar (MUBES) I terpilihnya Neneng A Tuty SH sebagai ketum,
sesuai dengan pasal 10 Akta Notaris Irma Bonita SH nomor 8 tanggal 30
Agustus 2004, berarti selain hasil dari Mubes I, tidak ada yang namanya Ketua Umum lainnya.
Dalam
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga yang di Akta Notaris Irma Bonita
SH nomor 8 tanggal 30 Agustus 2004, tidak ada pencantuman pemilihan
Ketua Umum LMP melalui KONGRES. Berarti hasil Kongres yang dilakukan
oleh Syamsu Djalal batal demi hukum. Maka, disini ditegaskan, dasar dari
Dewan Pendiri LMP membekukan kepemimpinan Ketua Umum terpilhih tak
berdasar.
SUMBER : http://laskarmerahputih.org/guest/read_more/54.do